Jumat, 04 Mei 2012

ILMU AMTSALUL QUR’AN 

A. PENDAHULUAN 

Al-Qur’an merupakan salah satu kitab yang mempunyai sejarah panjang yang dimiliki oleh umat islam dan sampai sekarang masih terjaga keasliannya. Al-Qur’an bukan hanya sekedar menjadi bacaan, akan tetapi Al-Qur’an memiliki fungsi dan selalu cocok dengan fenomena dalam kehidupan ini. Salah satu ilmu dalam Al-Qur’an adalah Amtsalul qur’an adalah ilmu yang mempelajari tentang perumpamaan. Untuk lebih jelasnya kami yang bertugas menyampaikan materi Ilmu Amtsalul Qur’an akan menjelaskannya. Diantara pokok-pokok yang akan kami jelaskan berikut dibawah ini: 
a. Pengertian ilmu amtsalul Qur’an 
b. Macam-macam amtsalul Qur’an 
c. Manfaat amtsalul Qur’an

B. PEMBAHASAN 

a. Pengertian Ilmu Amsalul Qur’an 
Ilmu amsalul qur’an secara bahasa berasal dari kata mitsl yang artinya perumpaan, sedangkan menrurut istilah ada beberapa pendapat, yaitu: 
• Menurut istilah ulama ahli adab, amtsal adalah ucapan yang banyak menyamakan keadaan sesuatu yang diceritakan dengan sesuatu yang dituju. 
• Menurut istilah ulama ahli bayan, atmsal adalah ungkapan majaz yang disamakan dengan asalnya karena adanya persamaan yang dalam ilmu balaghah disebut tasybih. 
• Menurut ulama ahli tafsir adalah menampakkan pengertian yang abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat dan menarik, yang mengena dalam jiwa, baik dengan bentuk tasybih maupun majaz mursal . Didalam ilmu adab (sastra), matsal diartikan dengan : 
 قَوْلٌ مَحْكِيٌّ سَا ئِرٌ يُقْصَدُ مِنْهُ تَشْبِيْهُ حَالِ الَّذِى حُكِىَ فِيْهِ بِحَالَ الَّذِى قِيْلَ لِاَجْلِهِ 
“suatu perkataan yang dihikayatkan dan sudah berkembang yang dimaksudkan dari padanya, menyerupakan keadaan orang yang dihikayatkan padanya dengan keadaan orang yang matsal itu dikarenakannya . 

b. macam-macam amtsalatul qur’an 
Orang yang pertama kali menyusun ilmu amtsal ialah Syaikh Abdur Rahman Muhammad bin Husain An-naisaburi, kemudian Imam Abdul Hasan bin Muhammad Al-Mawardi, Ibnu Qayyim dan Jalaludin As-Suyuti. Ahli balaghah mensyaratkan bahwa tamsil itu harus memenuhi beberapa ketentuan yaitu: bentuk kalimatnya ringkas, isi maknanya mengena denga tepat, perumpaannya baik dan sampiran atau kinayahnya harus indah. Adapun rukun amtsal(tasybih) ada empat yaitu: 
1. Wajah Syabbah Yaitu pengertaian yang bersama-sama yang ada pada musyabbah bih 
2. Alat Tasybih Yaitu kaf, mitsil, kaana, dan semua lafaz yang menunjukkan makna penyerupaan. 
3. Musyabbah Yaitu sesuatu yang diserupakan (menyerupai) musyabbah bih 
4. Musyabbah bih Yaitu sesuatu yang diserupai oleh musyabbah 
Contoh tamsil dalam Al-qur’an 
 مَثَلُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللهِ اَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوْتِ اتّخَذَتْ بَيْتَا وَاِنَّ اَهْوَنَ البُيُوْتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوْتِ لَوْكَانُوْا يَعْلَمُوْنَ(العنكبوت:41) 
Artinya: “perempumaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain allah adalah laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahui”.(QS. Al-Ankabut: 41)

 مَثَلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ اَعْمَالُهُمْ كَرَمَادِ اِسْتَدَّتْ بِهِ الرِّيْحُ فِى يَوْمِ عَاصِفٍ لَايَقْدِرُوْنَ مِمَّا كَسَبُوْا عَلَى شَيْءِ ذَلِكَ هُوَ الْضَللُ الْبَعِيْدُ (ابرهيم: 18) 
Artinya:” orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang beranginkencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dara apa yang telah mereka usahakan (didunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.(Q.S. Ibrahim: 18)

 مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِى سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُحَبَّةٍ وَاللهُ يُضعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ (البقرة:261) 
Artinya:” perempuan (nafkah yang dikrluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji, Allah melipatgadakan (ganjaran ) bagi bsiapa yang dikehendaki-Nya”. 
Dari tiga contoh tersebut wajah syabbah terdapat pada masing-masing contoh. Contoh yang pertama yang di jadikan wajah syabbah adalah “sifat kelemahan”, pada contoh kedua yang menjadi wajah syabbahnya adalah “kesia-siaan” (tidak bermanfaat)dan wajah syabbah pada contoh ketiga adalah “pertumbuhan yang berlipat-lipat”. Secara kebetulan dari ketiga contoh di atas seluruhnya menggunakan alat tasybih berupa kata mitsil yang disertai dengan kaf. Sedangkan yang menjadi musyabbah dan musyabbah bih pada masing-masingcontoh yaitu, orang musyrik dan laba-laba, amalan orang kafir dan abu, dan harta sadaqah di jalan allah dan sebuah benih. Contoh-contoh ayat tamsil lainnya dalam Al-Qur’an, yaitu: 
Q. S. Al-Baqarah:18-20 (Tamsil orang-orang munafiq). 
Q. S. Al-Ra’du: 7 (Tamsil orang-orang mukmin). 
Q. S. Hud: 24 (Tamsil orang-orang kafir). 
Q. S. Al-jum’at (Tamsil orang-orang yang mengamalkan kitab suci) . 

Amtsal dalam al-qur’an ada tiga macam yaitu: 
a) Amtsal yang tegas (musharrahah). Ialah amtsal yang ditegaskan didalamnya lafadz matsal atau yang menunjuk kepada tasybih. Seperti didalam surat Al-baqaroh, contohnya Allah membuat dua perumpamaan bagi orang munafik. Pertama perumpamaab yang berhubungan dengan api, dan yang kedua perumpaan yang berhubungan dengan air. 
b) Amtsal yang tersembunyi (kaminah). Ialah yang tidak ditegaskan padanya lafadz tamsil. Tetapi dia menunjuk kepada beberapa makna yang indah yang mempunyai tekanan apabila ia dipindahkan kepada yang menyerupainya. Contoh firman Allah yaitu
: لَافَارِضٌ وَلَا بِكْرٌ عَوَانٌ بَيْنَذَلِكَ (البقره:68) 
Artinya: “sapi betina yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan antara itu”.(Q.S. Al-baqarah: 68) 
c) Amtsal yang terlepas (mursalah). Ialah jumlah-jumlah yang setara terlepas tanpa ditegaskan lafadz tasybih. Tetapi digunakan untuk tasybih. Contoh dalam firman Allah yaitu: 
 اَلآنَ حَصْحَصَ الْحَقُّ (يوسف:51) 
Artinya:” sekarang ini, dijelaskan kebenaran itu”.(Q. S. Yusuf: 51) . 

c. manfaat amtsalul qur’an ungkapan-ungkapan dalam bentuk amtsal dalam Al-qur’an mempunyai beberapa manfaat, diantaranya: 
1) pengungkapan pengertian yang abstrak dengan bentuk yang kongkrit yang dapat ditangkap dengan indera manusia. 
2) Dapat mengungkapkan kenyataan dan mengkrongkritkan hal yang abstrak. 
3) Dapat mengumpulkan makna yang indah, menarik, dalam ungklapan yang singkat dan padat. 
4) Mendorong giat beramal, melakukan hal-hal yang menarik dalam Al-qur’an. 
5) Menghindari dari perbuatan tercela . 
6) Melahirkan sesuatu yang dapat dipahami dengan akal dalam bentuk rupa yang dapat dirasakan dengan panca indera, lalu dengan mudah diterma oleh akal. 
7) Mengungkapakan hakikat-hakikat. 
8) Mengumpulkan makna yang indah dalam suatu ibarat yang pendek . 

C. Kesimpulan 

Amtsal jamak dari matsal. Matsal, mitsil dan matsil, sama dengan syabah, syibh dan syabih (semakna).sedangkan mitsil artinya perumpamaan, maka ilmu amtsalul qur’an adalah ilmu yang membahas tentang perumpamaan dalam Al-qur’an. Sedangkan macam-macam amtsal dalam Al-qur’an ada tiga macam yaitu: 
a) Amtsal yang tegas (musharrahah). 
b) Amtsal yang tersembunyi (kaminah). 
c) Amtsal yang terlepas (mursalah). 

D. PENUTUP 

Demikian makalah yang dapat kami sajikan, kritik dan saran yang kontruktif itu yang kami harapkan, demi bahan penyempurnaan makalah kami selanjutnya. Dan sangat disadari, kami sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari ketidaksempurnaan tentunya banyak kesalahan serta kekurangan. Oleh sebab itu kami mohon ma’af. Semoga makalah ini dapat memberikan manfa’at fiddin fiddunya wal akhirah, amin. 

Daftar Pustaka 
 Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’i, (1997), Ulumul Qur’an II. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997 
 Hasbi ash-Shiddieqy, (1972), Ilmu-Ilmu al-Qur’an. Jakarta: Bulan Bintang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar